5 Jenis Rumah Sakit Terbaik di Dunia

5 Jenis Rumah Sakit Terbaik di Dunia

5 Jenis Rumah Sakit Terbaik di Dunia – Rumah sakit adalah fasilitas yang menjadi garda paling depan untuk menangani orang-orang yang mempunyai permasalahan pada kesehatannya. Dengan demikian itu besar tanggung jawabnya, sebuah rumah sakit diharuskan mempunyai standar yang terang dalam hal pelayanan dan kwalitas kekuatan medisnya. Di dunia ini ada sebagian rumah sakit yang familiar baik dan mempunyai kwalitas pengobatan terbaik. Mayoritas rumah sakit hal yang demikian berada di negara-negara yang maju.

5 Jenis Rumah Sakit Terbaik di Dunia

The Johns Hopkins Hospital, Amerika Serikat

The Johns Hopkins Hospital yaitu salah satu rumah sakit bergengsi di Amerika Serikat. Dokter-dokter tamatan terbaik lazimnya mengerjakan praktik di rumah sakit ini. Kecuali menjadi yang terbaik di Baltimore, rumah sakit ini juga menjadi salah satu yang terbaik di dunia.Rumah sakit ini berkompetisi dengan rumah sakit terbaik lainnya dalam hal ranking, pun pernah menjadi rumah sakit dengan ranking pertama pada 2013 silam, seperti dikabarkan Johns Hopkins University.

Baca Juga: 5 Rumah Sakit Terbaik di Kawasan Yogyakarta

Cleveland Clinic, Amerika Serikat

Negara Amerika memang gudangnya fasilitas penelitian dan medis, kongkretnya ada banyak rumah sakit terbaik yang ada di Negeri Paman Sam ini. Salah satu fasilitas kesehatan terbaik di dunia yang berada di Amerika yaitu Cleveland Clinic.Rumah sakit besar ini senantiasa langganan menduduki peringkat 3 besar di dunia, seperti dikabarkan US News. Rumah sakit yang didirikan pada 1921 silam ini mempunyai fasilitas yang benar-benar komplit untuk pengajaran kedokteran pakar, penelitian, teknologi robotik, dan tentu kekuatan medis yang mampu dan andal layak bidangnya.

Mayo Clinic, Amerika Serikat

Mayo Clinic menjadi rumah sakit terbaik dunia pada 2019 silam, seperti ditulis dalam situs News Week. Sebagian kali pun rumah sakit yang berlokasi di kota Rochester ini masuk dalam daftar rumah sakit terbaik dunia, dan sebagian kali menduduki peringkat pertama.Mulai dari pelayanan pasien, kwalitas dokter, perlengkapan fasilitas, dan teknologi medis terbaik, semuanya ada di rumah sakit yang didirikan pada 1864 silam ini. Tak jarang Mayo Clinic juga dihasilkan rumah sakit referensi bagi pasien-pasien dari luar negeri.

SGH (Singapore General Hospital), Singapura

Asia Tenggara juga tak berharap keok dalam mendonasi rumah sakit terbaiknya. Ya, tak mengagetkan bahwa Singapura mempunyai banyak rumah sakit terbaik, salah satunya SGH atau Singapore General Hospital.News Week dalam lamannya mengulas bahwa SGH dianggap sebagai rumah sakit paling maju dan canggih di Asia, yang bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan medis yang cukup berat

The Johns Hopkins Hospital, Amerika Serikat

The Johns Hopkins Hospital yaitu salah satu rumah sakit bergengsi di Amerika Serikat. Dokter-dokter tamatan terbaik lazimnya mengerjakan praktik di rumah sakit ini. Kecuali menjadi yang terbaik di Baltimore, rumah sakit ini juga menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Rumah sakit ini berkompetisi dengan rumah sakit terbaik lainnya dalam hal ranking, pun pernah menjadi rumah sakit dengan ranking pertama pada 2013 silam, seperti dikabarkan Johns Hopkins Universit

5 Kondisi Tubuh Setelah Terjadi Oprasi Usus Buntu

5 Kondisi Tubuh Setelah Terjadi Oprasi Usus Buntu – Apendisitis atau radang usus buntu adalah kondisi peradangan pada apendiks (usus buntu). Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penumpukan feses yang mengeras dan meradang atau infeksi bakteri dalam saluran cerna yang menyebabkan penyumbatan. Apendisitis umumnya memerlukan tindakan operasi. Namun, kemungkinan efek samping setelah operasi usus buntu ini sering kali menjadi pertimbangan pasien. Lantas, seberapa besar kemungkinan terjadinya efek samping setelah operasi usus buntu? Simak penjelasan selengkapnya dalam ulasan di bawah ini.

5 Kondisi Tubuh Setelah Terjadi Oprasi Usus Buntu

Secara umum, apendektomi adalah operasi yang aman dilakukan sekaligus menjadi pilihan utama dalam mengatasi radang usus buntu. Meski begitu, sama halnya dengan prosedur medis lainnya, operasi ini tidak lepas dari risiko efek samping serta komplikasi.

Baca Juga: Gejala dan Penyebab Terjadinya Wasir pada Seseorang

Obstruksi Usus

Obstruksi usus adalah efek samping setelah operasi usus buntu yang juga perlu diwaspadai. Obstruksi pasca operasi usus buntu terjadi ketika ada perlengketan usus dengan bagian organ lainnya, sehingga memicu penyumbatan (obstruksi) di dalam saluran cerna. Adapun beberapa gejalanya antara lain nyeri perut hebat, susah BAB, mual dan muntah, serta pembesaran perut.

Perdarahan

Sama halnya dengan prosedur operasi lainnya, apendektomi juga berisiko mengalami perdarahan. Efek samping setelah operasi usus buntu ini dapat terjadi apabila ada organ lain di dalam perut yang terluka maupun muncul dari luka bekas jahitan. Itulah penjelasan mengenai beberapa efek samping setelah operasi usus buntu yang perlu diwaspadai. Guna mencegah munculnya efek samping tersebut dan mendapatkan pemulihan yang optimal, penting bagi pasien untuk memilih rumah sakit yang tepat dan melakukan kontrol rutin bersama dokter setelah menjalani operasi.

Perlengketan Usus

Efek samping setelah operasi usus buntu lainnya adalah perlengketan usus, yaitu kondisi ketika bekas jahitan usus buntu melekat dengan bagian usus lainnya, rongga perut, atau organ di sekitar saluran cerna, seperti rahim. Perlengketan ini terjadi akibat luka yang belum sembuh sempurna. Namun, komplikasi ini juga cukup jarang terjadi.

Infeksi Luka Operasi

luka bekas operasi usus buntu cenderung mudah terinfeksi. Normalnya, luka operasi dapat membaik setelah 1–2 minggu, dan benar-benar pulih dalam waktu 3–6 bulan. Akan tetapi, jika perawatan yang dilakukan kurang tepat, kebersihannya kurang terjaga, atau pasien kekurangan nutrisi, hal tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi.

Tanda-tanda adanya infeksi pada luka operasi adalah luka tampak kemerahan, bengkak, dan muncul darah serta cairan kuning seperti nanah. Terkadang, kondisi ini juga disertai dengan demam. Untuk menanganinya, dokter akan melakukan pembersihan luka dan pemberian obat antibiotik.

Ileus Paralitik

Efek samping pasca operasi usus buntu berikutnya adalah ileus paralitik, yaitu kondisi yang terjadi ketika gerakan usus menjadi lebih lambat, bahkan tidak bergerak sama sekali. Kondisi ini biasanya menimbulkan gejala berupa perut kembung, nyeri perut, pembesaran perut, dan sulit buang gas.

Gejala dan Penyebab Terjadinya Wasir pada Seseorang

Gejala dan Penyebab Terjadinya Wasir pada Seseorang – Wasir adalah pembengkakan atau pembesaran pembuluh darah vena yang berada di sekitar rektum atau anus. Wasir bisa dialami oleh siapa saja, namun lebih umum terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun.  Umumnya, wasir tidak menimbulkan gejala yang mengganggu penderitanya. Namun, pada sebagian kasus, kondisi ini dapat menyebabkan rasa gatal dan perih pada anus, keluarnya lendir setelah buang air besar, hingga BAB berdarah. Wasir adalah kondisi medis yang terjadi karena adanya pembengkakan pembuluh darah di sekitar rektum atau anus. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa gatal, nyeri, hingga perdarahan dari anus. Mari kenali penyebab, gejala, bedanya dengan ambeien, hingga cara mengatasi wasir selengkapnya melalui artikel di bawah ini.

Gejala dan Penyebab Terjadinya Wasir pada Seseorang

Gejala Wasir

Baca Juga: 5 Cara Pengobatan Ringan Untuk Radang Amandel

Karena tidak ada perbedaan ambeien dan wasir, kondisi ini tentu memiliki gejala yang sama. Adapun sejumlah gejala umum dari wasir adalah sebagai berikut:

  • Rasa gatal dan perih pada area sekitar anus.
  • Nyeri saat buang air besar.
  • Munculnya benjolan di sekitar anus.
  • BAB berdarah dengan warna darah merah segar.

Penyebab Wasir

Penyebab utama wasir adalah tersumbatnya aliran darah menuju rektum atau anus sehingga menimbulkan pembengkakan pembuluh darah pada bagian tubuh tersebut. Kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Kebiasaan duduk terlalu lama, terutama saat berada di toilet.
  • Kebiasaan mengangkat beban berat berlebih.
  • Mengejan terlalu keras saat buang air besar.
  • Sembelit atau diare kronis.
  • Kehamilan.
  • Obesitas.

Komplikasi Wasir

Bila tidak ditangani dengan tepat, wasir berisiko menimbulkan berbagai macam komplikasi, seperti anemia, infeksi, prolaps rektum, dan penggumpalan darah. Berikut masing-masing penjelasannya.

Prolaps Rektum

Wasir internal yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko terjadinya prolaps rektum. Prolaps rektum adalah kondisi medis ketika otot dinding rektum melemah dan menonjol keluar melalui anus. Kondisi ini dapat menyebabkan inkontinensia tinja, BAB berdarah, sembelit, serta nyeri pada anus.

Infeksi

Jika benjolan wasir pecah, terutama wasir yang muncul di bagian luar anus, kondisi ini berisiko menimbulkan luka terbuka sehingga rentan terinfeksi oleh bakteri. Wasir yang terinfeksi dapat menyebabkan gejala yang mengganggu, seperti anus terasa sangat gatal dan iritasi, hingga demam. Apabila dibiarkan, wasir yang terinfeksi ini dapat memicu abses hingga kematian jaringan.

Anemia

Meski jarang terjadi, wasir yang pecah dapat menyebabkan keluarnya darah saat buang air besar sehingga berisiko mengurangi kadar hemoglobin atau sel darah merah dalam tubuh. Jika tidak segera diobati, kondisi tersebut bisa memicu anemia. Anemia perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan gejala berupa pusing, sakit kepala, mudah lelah, hingga sesak napas.

Exit mobile version