Mengetahui Gejala dan Penyebab Autisme

Mengetahui Gejala dan Penyebab Autisme

Mengetahui Gejala dan Penyebab Autisme – Autisme atau yang disebut juga dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autisme (GSA) adalah sebuah keadaan gangguan perkembangan neurologis yang memberi pengaruh kecakapan individu berinteraksi dengan orang lain, berkomunikasi dan memproses sebuah isu. Autism atau Gangguan Spektrum Autisme (GSA merupakan gangguan perkembangan yang memengaruhi komunikasi, sugar slot interaksi sosial dan perilaku. Menurut studi yang dikerjakan di Amerika Serikat, deteksi dini kepada angka kejadian Gangguan Spektrum Autisme (GSA) yang dikerjakan kepada 1000 si kecil secara terstruktur semenjak tahun 2000 hingga 2014 meningkat dari angka kejadian 1: 150 pada tahun menjadi 1 : 59. Gejala dari Autisme bisa berbeda-beda pada tiap penderita. Berikut sebagian gejala yang awam ditemukan pada penderita Autisme, merupakan:

Mengetahui Gejala dan Penyebab Autisme

Perilaku, kesibukan dan ketertarikan yang terbatas serta berulang bisa timbul berupa: gerakan otot motorik, pengaplikasian benda yang tak cocok fungsi, ucapan yang khas (stereotipik) atau berulang–ulang (repetitif), adanya keterikatan yang kaku kepada suatu rutinitas bagus perilaku lisan atau non lisan, ketertarikan yang sungguh-sungguh terbatas dan menetap secara berlebihan dan tak wajar dalam hal konsentrasi,

Baca Juga: Mengenal Kanker Kolorektal dan Penyebabnya

Sensitivitas Sensorik yang Tinggi.

Hiperrespons atau hiporespon kepada suatu stimulan sensori seperti ambang nyeri yang sungguh-sungguh ringan atau sungguh-sungguh tinggi kepada aspek sensori lingkungan.Kesusahan dalam komunikasi dan berinteraksi sosial.Format defisit menetap dalam komunikasi dan interaksi sosial seperti: kesusahan dalam menjalin kekerabatan sosial emosi timbal balik, perilaku komunikai non lisan, kegagalan dalam memaksimalkan, memelihara dan memahami kekerabatan atau interaksi.

Penyebab dari Autisme

Sampai ketika ini, masih belum dikenal pasti apa yang menjadi penyebab depo 25 bonus 25 dari autisme. Melainkan, terdapat sebagian unsur yang dikenal bisa meningkatkan risiko seseorang terkena Autisme, antara lain unsur genetika dan lingkungan. Elemen genetika yang diwariskan dari member keluarga dan unsur lingkungan bisa memengaruhi perkembangan dan pematangan otak pada masa kehamilan, kelahiran dan paska kelahiran. Adanya mutasi atau paparan zat kimia sanggup mengubah fenotip buah hati. Sebagian penyakit yang dikenal menjadi fakto risiko Gangguan Spektrum Autisme (GSA) merupakan: Rett Syndrome, Fragile X Syndrome dan tuberosklerosis.

4 Hal yang Mengahambat Anak untuk Bisa Mulai Berbicara

4 Hal yang Mengahambat Anak untuk Bisa Mulai Berbicara

4 Hal yang Mengahambat Anak untuk Bisa Mulai Berbicara – Anak mulai berbicara dan mengucapkan kalimat sederhana saat memasuki usia 18 bulan hingga 2 tahun. Namun, tak jarang orang tua menemukan anaknya belum bisa berbicara meski telah menginjak usia 2 tahun. Lantas, kenapa anak 2 tahun belum bisa bicara? Salah satu sebab anak 2 tahun belum bisa bicara adalah gangguan pendengaran. Kondisi ini membuat anak kesulitan untuk mendengar pembicaraan di sekitarnya sehingga mengganggu kemampuannya untuk memahami dan menguasai kata-kata.

4 Hal yang Mengahambat Anak untuk Bisa Mulai Berbicara

Kemampuan berbicara menjadi salah satu indikator yang penting untuk diperhatikan dalam proses tumbuh kembang anak. Sebetulnya, usia berapa anak bisa bicara? Pada kondisi normal, anak mulai mengucapkan kalimat sederhana ketika memasuki usia 18 bulan sampai dengan 2 tahun. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan anak terlambat bicara (speech delay) meski telah menginjak usia 2 tahun, di antaranya:

Baca Juga: 4 Hal yang Mengahambat Anak untuk Bisa Mulai Berbicara

Autisme

Autisme atau autism spectrum disorder merupakan gangguan perilaku yang disebabkan oleh kelainan sistem saraf dan otak. Autisme dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam berpikir, berkomunikasi, dan berinteraksi. Adapun sejumlah gejala umum dari autisme pada anak adalah sebagai berikut:

  • Kesulitan berbicara dan berkomunikasi.
  • Merasa tidak nyaman dan sensitif dengan hal-hal spesifik, seperti suara yang sangat keras atau cahaya yang terlalu terang.
  • Kesulitan memahami perasaan dan pikiran orang lain.
  • Melakukan hal sama berulang kali.

Apraksia

Apraksia adalah gangguan saraf yang memengaruhi kemampuan anak untuk bergerak atau berbicara. Apraksia dapat terjadi karena otak tidak mampu memberikan perintah pada otot-otot tubuh dengan baik.

Penyebab utama apraksia adalah kerusakan pada otak. Hal tersebut dapat terjadi sejak dalam kandungan dan gejalanya kerap muncul seiring dengan perkembangan anak. Jenis apraksia yang memengaruhi kemampuan gerakan wajah dan mulut disebut apraksia buccofacial. Adapun sejumlah gejala apraksia buccofacial pada anak yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut.

  • Mengucapkan kata-kata yang tidak jelas.
  • Kesulitan untuk mengucapkan kata atau kalimat dengan benar.
  • Kesulitan untuk mengunyah dan menelan.
  • Terlambat mengucapkan kata pertamanya, yaitu saat berusia 12–18 bulan.

Masalah Struktur Mulut

Salah satu penyebab umum anak 2 tahun belum bisa bicara adalah masalah struktur mulut. Masalah struktur mulut dapat menyebabkan anak kesulitan untuk mengontrol otot di sekitar mulutnya saat sedang berbicara. Bahkan, masalah struktur mulut ini juga bisa memicu gangguan motorik oral lainnya, seperti kesulitan mengunyah dan menelan.

Gangguan Pendengaran

Penyebab anak terlambat bicara berikutnya adalah gangguan pendengaran, seperti infeksi telinga atau terdapat tuli kongenital (tuli bawaan lahir). Kondisi tersebut membuat anak kesulitan untuk mendengar pembicaraan di sekitarnya sehingga mengganggu kemampuannya dalam memahami serta menguasai kata-kata tersebut.